Mengenai Saya

23 Desember 2008

TERAPI BERMAIN UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Bermain adalah salah satu aktifitas yang paling menyenangkan, kesenangan akan bermain selalu ada pada setiap orang tanpa memandang usia baik tua maupun muda. Siapapun bisa bermain dengan fasilitas dan alat sederhana ataupun dengan alat yang komplit dan lengkap. Fertobhades (2006, 1) mengemukakan bermain merupakan upaya manusia untuk mengeluarkan ekspresi dalam dirinya dengan cara membuat dirinya senang dan nyaman.

Bermain diyakini mampu untuk menghilangkan berbagai batasan, hambatan dalam diri, stress, frustasi, bahkan dapat dipakai untuk terapi dalam bentuk terapi bermain. Terapi bermain digunakan bagi anak yang mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan. Nurjaman (2006, 4) mengemukakan setelah melewati usia balita, anak yang sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama. Sebaliknya kalau anak kurang diajak bermain, anak akan kurang memiliki stimulasi, menjadi seperti ditelantarkan, kurang peka terhadap sekitarnya, sulit percaya pada orang lain, dan suka curiga kalau memasuki lingkungan baru.

Sakit merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak. Reaksi anak dan keluarganya terhadap sakit dan rumah sakit adalah dalam bentuk kecemasan, stress, dan perubahan perilaku. Reaksi anak pra sekolah ketika mengalami perawatan di rumah sakit adalah dengan menunjukkan reaksi perilaku seperti protes, putus asa, dan regresi (Wong, 2003: 334 - 335). Sikap regresi merupakan fenomena yang umum terjadi pada anak yang menjalani rawat inap. Sikap regresi pada kasus yang lebih ringan muncul dalam bentuk menangis, bersandar pada ibu, menghisap jari, serta yang lebih berat anak bisa menolak makan.

Perawat memegang posisi kunci untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan anaknya dirumah sakit karena perawat berada disamping pasien selama 24 jam. Fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis pada anak anggota keluarga dan mempersiapkan anak sebelum dirawat di rumah sakit. Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak adalah dengan memberikan terapi bermain. Terapi bermain dapat dilakukan sebelum melakukan prosedur pada anak, hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur. Menggambar merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik. Dengan menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata (Suparto, 2003, 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar